Langsung ke konten utama

Postingan

Izinkan Aku Memantaskan Diri

Pertama kali kamu menyapaku. Aku tau, kamu lelaki yang baik. Jujur aku kagum sama kamu. Rasanya tidak mungkin kalau aku menjadi salah satu yang kamu pertimbangkan. Aku tau kadarku. Masih jauh dari kata baik. Tapi, apa boleh kalau aku mencoba? Rasanya tidak ada hal yang bisa aku unggulkan untuk menjadi tawaran. Sedang kamu terlihat begitu cemerlang. Melihat kamu aku seperti melihat sisi-sisi terbaikku. Tapi tentu saja cahayamu lebih terang. Mengetahui mimpimu, rasanya mimpi-mimpiku yang telah lama terkubur tersentuh dan ingin untuk bangkit lagi. Tapi, apakah aku punya kesempatan? Aku akan memilih diam. Semoga rasa kagum ini mau bersembunyi. Malu rasanya apabila sampai ketahuan. Tapi aku janji pada diriku sendiri. Untuk berbenah dan memperbaiki diri ini. Untuk memantaskan diri. Meskipun aku berkecil hati.  Tapi kamu rasanya seperti tumpukan mimpi dari masa kecilku yang menjelma menjadi seorang lelaki. Yang ingin aku raih, tapi malu sendiri. Kalau boleh sedikit di luar nalar, apa mungkin
Postingan terbaru

Jangan Ikut Mengatur ! TADBIIR dan TAFWIIDH

Sebelumnya, aku di sini cuma orang awam yang ingin menumpahkan pemikiran yang selama ini terkungkung  di kepala dan meronta untuk dialirkan menjadi sebuah tulisan. InsyaAllah aku gak alergi dengan perbedaan pendapat, tapi kalau ada yang salah silahkan koreksi di kolom komentar. Aku baca dan renungi.. InsyaAllah.. Malam ini kepalaku mumet dengan banyak persoalan dan hatiku pun sesak dengan gumulan perasaan. Burn out kali ya kalo kata anak gaul jaman sekarang. Apapun istilahnya, tapi aku rasa kalian pun pernah merasakan hal yang sama. Terlalu banyak yang kita pikirkan dan rasakan. Sampai rasa-rasanya kepala ini mau meledak dan dada ini sudah tidak sanggup dengan gemuruhnya. Sampai aku baca salah satu pasal di Kitab Al-Hikam Syaikh Ibnu Atha'illah As-Sakandary yang ke-4, berbunyi: اَرِحْ نَفْسَكَ منَ التـَدْ بـِيْرِفماَ قامَ بهِ غيرُكَ عَنْكَ لا تقـُمْ بهِ لنـَفـْسك  Artinya: " Istirahat/enakkan dirimu/pikiranmu dari kesibukan mengatur dirimu, dari apa-apa yang telah diatur/dijam

Aku Tidak Ingin Lagi Bersembunyi Dibalik 'Belum Siap'

Pada akhirnya. satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah berdoa. Menaruh harapan tentangmu, tetapi kepadaNya. Sekarang terasa nyata bahwa tugas manusia hanyalah berdoa dan ikhtiar. Senoga yang aku upayakan tidak berakhir pada kesia-siaan. Semoga penjagaanku sejalan dengan penjagaanmu. Semoga kisah ini tidak hanya ditapaki oleh sepasang kaki milikku, tetapi juga oleh sepasang kakimu. Aku tidak ingin sembunyi dibalik kata 'tidak siap'. Aku ingin mempersiapkan. Sebenarnya, kalau boleh. Kalau bisa. Aku tidak mau ini hanya menjadi keinginanku. Atau hanya menjadi keinginanmu. Bagaimana kalau kita merubahnya menjadi niat baik dan suci bersama? kemudian menyusunnya menjadi sebuah rencana yang matang dan terdiri dari langkah-langkah yang jelas. Bukankah tawaran ini lebih istimewa? syurga hadiahnya. Kalau saja kamu mau. Ini akan jauh lebih menyenangkan dari yang lalu. Kita coba berhenti mengurung diri dengan kata 'belum tahu', 'sepertinya nanti', 'mungkin', atau a
 Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.. Sekarang ini aku mau share kutipan-kutipan yang semoga aja bisa nguatin temen-temen yang lagi pengen fokus memperbaiki diri dan menjaga diri dari cinta yang belum saatnya ^^ "Bagian tersulit dalam hidup ini adalah menjauhi sesuatu yang terasa bahagia tapi terlarang dalam aturan" Eitsss... tapii... "Ketika ada 2 orang saling mencintai, itu gak bakal Allah pisahkan kecuali ada dosa diantara mereka. Karena dosa ini yang menjadi pemisah, karena dosa ini yang akan menjadi peregang.  Kita kan pengennya menyatu bukan meregang.  Dan itu butuh ikhtiar, ikhtiarnya apa? Menjauhkan kita dari dosa,  Jadi, kalo sama-sama cinta, mari saling menjaga. Kalo sama-sama cinta, mari cepat mengikhtiarkan sesuatu yang diridhokan Allah." Semangat para singelillah.. semoga Allah kuatkan dalam menjalani serangkaian proses yang sedang ditempuh untuk tetap berada di jalan-Nya. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..

Lembaran Baru

Saat mulai menemukan seseorang, kita mulai takut kehilangannya. Saat merasa bahagia kita merasa kawatir kebahagiaan itu akan segera berakhir. Saat berupaya melepaskan, tersisa sedikit ketidakrelaan.  Tapi aku tidak ingin menjadi orang yang seperti itu. Yang terselimuti ketakutan, kekawatiran dan ketidakpercayaan.  Aku ingin menjadi orang yang yakin, ikhlas dan punya harapan. Aku ingin berjalan maju. Melewati rintangan. Tahan dengan godaan tetapi mampu bersyukur terhadap nikmat yang Tuhan berikan. Aku juga tidak mau terlalu naif menolak hadiah spesial yang Tuhan kirimkan.  Aku mau menerima sekaligus siap melepaskan. Aku mau bersyukur sekaligus siap merelakan. Aku mau berupaya kemudian tawakal. Aku mau tetap menjadi diriku. Aku mampu bahagia dan membahagiakan. Aku menerima rasa nyaman dan memberikan kenyamanan. Aku tau cara memulai dan memahami batasan.  Ayo kita mulai..

MENGHUKUM DIRI

Kita menghukum diri sendiri, ketika Allah yang lebih pantas malah mengampuni. Kita menutup pintu kebaikan ketika Allah masih membuka pintu pertaubatan. Kita lari, putus asa dan merasa tidak percaya diri. Padahal Allah selalu menghadiri, dikhususkan pada sepertiga malam untukmu. Manusia terkurung penyesalan atas dosa yang meluap-luap itu. Mengutuki diri sendiri dan menutup segala kebenaran serta kebaikan untuk dirinya sendiri. Pernah dengar bagaimana Allah begitu cintanya pada pendosa yang bertaubat nasuha? Karena sungguh berhenti dari sebuah keburukan yang candu itu lebih sulit daripada berbuat kebaikan. Sebagaimana memastikan bahwa orang yang kita sakiti telah memaafkan itu lebih sulit daripada berbuat kebaikan yang baru. Allah paham betul kesulitan dan perjuangan kita untuk berhenti dari suatu keburukan. Oleh karena itu, Allah balas dengan limpahan kasih sayang-nya. Pesanku, ter-khusus untuk diriku sendiri. Sadari, sesali dan raih rahmat Allah yang telah dijanjikan itu. Berhe

JATUH CINTA DAN SESUATU YANG LEBIH PENTING

Fitrah manusia katanya. Tapi untuk diri yang masih banyak kurang-nya ini, masih banyak yang mesti diperbaiki. Rasanya jatuh cinta menjadi suatu hal yang lancang. Jatuh cinta itu memang naluriah. Tapi untuk tidak memfokuskannya adalah pilihan kita. Menyadari bahwa masih banyak tugas yang harus dilaksanakan, banyak amanah yang diemban, banyak niat yang belum diamalkan. Apa rela menguras waktu untuk sesuatu yang bisa membuat buyar di masa kini? Fokus-kan lagi. Jangan lupa dahagamu akan ilmu-Nya, gairahmu untuk berjuang di jalan-Nya, tujuan mu untuk meraih ridha-Nya. Bukan maksud mematikan hati dan berlagak suci. Tetapi ada hal-hal yang sebaiknya tidak difokuskan sekarang. Ada yang lebih mendesak !! Sedikit terpenjera, terbatas ruang-ku untuk berkata. Karena diri ini belum berkapasitas untuk berbicara terlalu banyak. Itulah, aku lebih suka menulis secara sepi. Membagikan hanya kepada mereka yang ikhlas menerima. Bukan-kah dahulu Rasulullah bersembunyi-sembunyi terlebih dahulu? Tentu